Senin, 10 Oktober 2011

Sekilas pandang

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, yang telah mengutus Rasul-Nya  dengan membawa  petunjuk  dan  agama yang haq  sebagai rahmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah yang telah menuntun umat manusia ke jalan yang lurus, Nabi terakhir dan tak ada lagi setelah beliau.
Islam adalah agama bagi seluruh umat  manusia,  tidak hanya  untuk ras atau golongan tertentu. Setiap muslim diharapkan memiliki komitmen da’wah dalam menyebarkan agama ini sebagai rahmatan lil ‘alamin. Menda'wahkan Islam berarti  mengajak umat manusia  kepada  aqidah tauhid serta  membimbing ke   jalan  yang lurus menuju kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat untuk mendapatkan keridlaan Allah Subhanahu wa ta’ala. Keterlibatan dalam da’wah dapat dilakukan dengan pikiran (bil fikr) dengan tindakan langsung (bil hal), dengan ucapan (bil lisan), dengan harta (bil mal), dengan tulisan (bil qalam) maupun dengan jiwa (bin nafs). Semakin intensif dan beragam jenis keterlibatannya dalam aktivitas da’wah semakin lebih baik.
Umat Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wassalam adalah umat dakwah yang mengemban amanah mulia untuk menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Jika syarat ini dipenuhi maka Alloh akan menjamin umat ini surive sekalipun jaman berputar silih berganti. Demikian yang telah Alloh naqalkan dalam Q.S. Ali Imran: 104
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Tersirat secara jelas dalam ayat di atas bahwa amanah yang pertama sebagai ikhtiar menjaga umat adalah da’wah fi sabilillah yang ruhiyahnya adalah amar ma’ruf nahi munkar. Akan tetapi yang lebih urgen sebagai dasar berpijak untuk berdakwah sesungguhnya adalah adanya pemahaman ilmu yang mendalam. 
Adapun proses internalisasi ilmu akan lebih terkondisi manakala disediakan sebuah wadah yang pada tataran awal menjadi pendinding bagi proses pembelajaran didalamnya agar tidak terkontaminasi oleh ekses luar yang kurang mendukung. Sedangkan pada fase lanjutan mampu menjembatani aktualisasi dan fungsionalisasi produk binaannya dengan masyarakat luar. Produk akhirnya diharapkan memiliki pijakan pemahaman ilmu agama yang shahih dan kuat sehingga mampu menjalankan da’wah li i’la-i kalimatillah. Harapannya para penerus dakwah rasul ini mampu secara aktif dan efektif membaur dan mewarnai masyarakat dengan segala rupa kebaikan dan kemuliaan agama sesuai prinsip nakhtalithu walakin la natamayyazu.
Inilah urgensi didirikannya sebuah wadah pembelajaran agama yang dalam hal ini lazim di sebut Pondok Pesantren. Disamping itu, pada masa akhir ini kemungkaran telah merajalela di negeri-negeri Islam, bukan hanya di kota-kotanya namun telah menjalar ke kampung-kampung kita, dan bukan hanya dilakukan secara infiradi tetapi telah menjadi kemungkaran jam’i. kemungkaran dan kebatilan yang telah demikian mengakar dan kolektif juga perlu dihadapi dengan dakwah berlandaskan ilmu secara terorganisir, kolektif dan sistematis. Dengan adanya sebuah lembaga pendidikan Pondok Pesantren beserta ulama dan santri didalamnya sedikit banyak masyarakat bisa menjadikannya sebagai tempat bertanya dan berteduh, juga benteng bagi warga terhadap pengaruh negatif. Pada sisi lainnya mayarakat berharap agar bisa menjadi ikhtiar perekat ukhuwah dan pencerah agama. Untuk itulah kami warga Desa Purwodadi yang didukung perwakilan warga yang duduk dalam Badan Pertimbangan Desa dan Pemerintah Desa berinisiatif membangun Pondok Pesantren Putra Putri “Darul Hikmah” agar lebih representatif dengan memanfaatkan tanah wakaf Sesuai dengan SK No. KK.11.06.15/BA.03.2 / 20 / 2010 tertanggal 2 Pebruari 2010 dari Bapak R. Budi Rahayu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar